Itu adalah kata-kata Jostein Gaarder. Penulis salah satu buku favoritku, Dunia Sophie.
Berikut adalah penjelasan, kenapa anak-anak adalah filsuf alami.
Anak-anak selalu bertanya. Mereka adalah filsuf tanpa harus membaca aneka buku. Anak-anak punya
kemampuan untuk selalu terpukau dengan dunia.
Pertanyaan-pertanyaan itu, berawal dari rasa terpukau terhadap dunia dan kehidupan. Terpukau pada
dunia adalah hal yang alami muncul sejak lahir. Bahkan seorang bayi mungil, bisa menengok ke
sekeliling dengan kekaguman, padahal dia belum bisa berpikir.
Manusia sebenarnya terlahir sebagai filsuf, kita hanya harus menjaga rasa penasaran itu. Pertanyaan
yang ditanyakan manusia, itulah filsafat. Pertanyaan ini terus berkembang. Dulu orang bertanya kenapa
kita sakit? Ini sudah dijelaskan oleh medis. Ada apa di bulan? Sekarang sudah bisa dijawab. Sangat
menakjubkan betapa ilmu pengetahuan telah berkembang.
Tapi tetap ada pertanyaan yang tak terjawab. Apa itu kebahagiaan? Apa yang paling berharga dalam
hidup? Apa itu cinta? Kita tak bisa membentuk negara tanpa bertanya, apa itu keadilan? Setiap orang
selalu bertanya hal ini, meskipun kita tak bisa berharap mengerti cinta sepenuhnya.
Ada yang bertanya, siapa Tuhan? Apa yang terjadi setelah mati? Agama-agama (misalnya Islam, Budha,
Kristen), menjawab pertanyaan ini dengan kepercayaan. Jadi sebetulnya agama dan filsafat tidak
bertentangan.
Sayangnya, banyak orang dewasa butuh stimulan untuk merasa terpukau. Kita butuh obat, butuh hantu dan
alien untuk merasa terpesona. Saya sendiri selalu merasa seperti alien. Saya melihat diri saya di
cermin dan bertanya, "Siapa saya?" Saya masih terpukau. | Jostien Gaarder, penulis "Dunia Sophie".
Berikut adalah penjelasan, kenapa anak-anak adalah filsuf alami.
Anak-anak selalu bertanya. Mereka adalah filsuf tanpa harus membaca aneka buku. Anak-anak punya
kemampuan untuk selalu terpukau dengan dunia.
Pertanyaan-pertanyaan itu, berawal dari rasa terpukau terhadap dunia dan kehidupan. Terpukau pada
dunia adalah hal yang alami muncul sejak lahir. Bahkan seorang bayi mungil, bisa menengok ke
sekeliling dengan kekaguman, padahal dia belum bisa berpikir.
Manusia sebenarnya terlahir sebagai filsuf, kita hanya harus menjaga rasa penasaran itu. Pertanyaan
yang ditanyakan manusia, itulah filsafat. Pertanyaan ini terus berkembang. Dulu orang bertanya kenapa
kita sakit? Ini sudah dijelaskan oleh medis. Ada apa di bulan? Sekarang sudah bisa dijawab. Sangat
menakjubkan betapa ilmu pengetahuan telah berkembang.
Tapi tetap ada pertanyaan yang tak terjawab. Apa itu kebahagiaan? Apa yang paling berharga dalam
hidup? Apa itu cinta? Kita tak bisa membentuk negara tanpa bertanya, apa itu keadilan? Setiap orang
selalu bertanya hal ini, meskipun kita tak bisa berharap mengerti cinta sepenuhnya.
Ada yang bertanya, siapa Tuhan? Apa yang terjadi setelah mati? Agama-agama (misalnya Islam, Budha,
Kristen), menjawab pertanyaan ini dengan kepercayaan. Jadi sebetulnya agama dan filsafat tidak
bertentangan.
Sayangnya, banyak orang dewasa butuh stimulan untuk merasa terpukau. Kita butuh obat, butuh hantu dan
alien untuk merasa terpesona. Saya sendiri selalu merasa seperti alien. Saya melihat diri saya di
cermin dan bertanya, "Siapa saya?" Saya masih terpukau. | Jostien Gaarder, penulis "Dunia Sophie".